1. Kawah Chu Dang Ya – Sebuah peninggalan geologi yang menawan di tengah dataran tinggi
Jelajahi kawah Chu Dang Ya dan keindahan musim gugurnya yang unik. (Foto: Dikumpulkan)
Chu Dang Ya bukan sekadar gunung. Gunung ini merupakan gunung berapi yang telah nonaktif selama jutaan tahun, terletak di komune Chu Dang Ya, distrik Chu Pah, provinsi Gia Lai , sekitar 30 km dari pusat kota Pleiku . Saat musim gugur tiba, lanskap di sini tampak "terbangun" oleh awan yang berarak di lereng gunung dan hamparan bunga matahari liar berwarna keemasan yang menutupi jalan setapak.
Nama Chu Dang Ya dalam bahasa Jrai berarti "jahe liar", sebuah gambaran sederhana namun kuat, persis seperti tempat ini – sederhana, asri, namun penuh kehidupan. Lebih istimewa lagi ketika gunung ini berbentuk corong raksasa, dengan lebar hampir 700 meter dan kedalaman hampir 100 meter, menciptakan cekungan raksasa tempat awan dapat "tidur" setiap pagi musim gugur.
2. Musim Gugur – Waktu yang tepat untuk berburu awan di Chu Dang Ya
Lautan awan berputar-putar di sekitar kawah gunung berapi Chu Dang Ya di pagi musim gugur yang dingin. (Foto: Dikumpulkan)
Puncak gunung tidak selalu tertutup awan. Hanya ketika musim gugur tiba, cuaca menjadi sejuk, kelembapan tinggi, dan iklim cerah, menciptakan kondisi yang memungkinkan awan berkumpul di kawah. Hari-hari dengan kabut malam atau hujan ringan adalah "kunci" untuk mengabadikan momen ketika awan melayang malas di atas mulut gunung.
Biasanya, awan paling tebal antara pukul 5.00 hingga 6.30 pagi. Saat matahari terbit tinggi, sinar matahari menembus setiap lapisan awan, memantulkan bunga matahari liar yang sedang mekar sempurna, menciptakan pemandangan yang puitis sekaligus intens. Setiap sinar cahaya seolah menambah kejernihan pemandangan hutan yang luas itu.
3. Perjalanan dan rute trekking berburu awan di puncak Chu Dang Ya di musim gugur
Jalan menuju Puncak Chu Dang Ya di musim gugur tampak indah dengan bunga matahari liar. (Foto: Koleksi)
Dari pusat kota Pleiku, hanya dibutuhkan sekitar 40-45 menit dengan sepeda motor atau mobil untuk mencapai kaki Gunung Chu Dang Ya. Jalan menuju musim bunga matahari liar tidak terlalu lebar, tetapi di kedua sisinya terdapat hamparan bunga kuning yang mekar, berkilauan di bawah sinar matahari pagi yang lembut.
Perjalanan menaklukkan puncak gunung tidaklah terlalu sulit. Dari kaki gunung, Anda hanya perlu berjalan kaki ringan selama sekitar 15-20 menit untuk berdiri di puncak dan memandang jauh untuk mengagumi lautan awan yang bergulung-gulung di tengah hutan. Dengan medan yang landai dan mudah diakses, tempat ini ideal untuk berburu awan bagi anak muda yang baru memulai perjalanan trekking mereka.
4. Mengagumi bunga matahari liar berwarna kuning cemerlang – Sorotan yang tidak boleh dilewatkan di Chu Dang Ya di musim gugur
Awan, bunga, dan tanah basal menciptakan nuansa musim gugur yang unik di Chu Dang Ya. (Foto: Koleksi)
Puncak Chu Dang Ya di musim gugur tak hanya berawan. Musim ini juga merupakan musim bunga matahari liar, bunga yang liar namun penuh warna, mekar kuning cerah di seluruh lereng gunung bagai karpet tak berujung. Saat sinar matahari pagi menyinari setiap kelopak, pemandangannya menjadi berkilau dan romantis bak di film-film nomaden.
Perpaduan putih lembut awan, kuning hangat bunga matahari liar, dan warna merah kecokelatan khas tanah basal menciptakan keselarasan yang luar biasa. Setiap sudut kamera dapat menghasilkan foto-foto indah tanpa perlu banyak penyuntingan, hanya mengabadikan momen yang tepat dan menuangkan emosi ke dalam bingkai.
5. Rasakan budaya asli Jrai di dekat puncak Chu Dang Ya di musim gugur
Abadikan momen berburu awan di Puncak Chu Dang Ya dengan pengalaman budaya lokal yang unik. (Foto: Dikumpulkan)
Setelah berburu awan, singgah di desa Jrai tepat di kaki gunung adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan. Rumah-rumah komunal, api unggun di pagi hari, dan sapaan ramah penduduk setempat, semuanya melengkapi perjalanan dengan sempurna.
Anda dapat menikmati nasi bakar bambu, ayam bakar dengan daun jeruk, minum arak beras, dan mendengarkan kisah-kisah tradisional tentang gunung suci masyarakat Jrai. Ini bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan yang menyentuh kedalaman budaya dan jiwa.
6. Itinerary yang disarankan untuk berburu awan di puncak Chu Dang Ya di musim gugur
Momen tenang dan berkesan di puncak Chu Dang Ya di musim gugur. (Foto: Dikumpulkan)
Untuk mendapatkan pengalaman lengkap dengan puncak Chu Dang Ya di musim gugur, Anda dapat merujuk pada jadwal berikut:
Hari 1:
- Perjalanan dari Kota Ho Chi Minh/ Hanoi ke Pleiku.
- Kunjungi Danau T'Nung, nikmati kuliner pegunungan.
- Bermalam di homestay dekat Chu Dang Ya.
Hari ke-2:
- 04:30: Berangkat untuk berburu awan.
- 05:00–06:30: Check-in di puncak gunung, ambil foto dengan awan dan bunga matahari liar.
- 08:00: Nikmati sarapan Jrai di desa kaki gunung.
- Sore: Mengunjungi air terjun Phu Cuong atau kawasan wisata Dong Xanh.
- Malam: Makan malam + kopi Pleiku.
Hari ke-3:
- Beli barang-barang khas: daging sapi kering, kopi, cabai Chu Se.
- Pindah kembali ke kota.
Berburu awan di puncak Chu Dang Ya di musim gugur bukan sekadar perjalanan untuk berfoto atau "melihat-lihat". Ini adalah perjalanan untuk mendengarkan alam, membenamkan diri dalam ritme hutan pegunungan, dan merasakan kelembutan musim gugur dengan cara yang sangat unik di Dataran Tinggi Tengah.
Jika Anda siap untuk melangkah keluar dari jalur yang biasa, biarkan puncak musim gugur Chu Dang Ya menuntun Anda menuju perjalanan awan dan langit yang menginspirasi, dan Dataran Tinggi Tengah yang tidak hanya indah, tetapi juga mempesona.
Sumber: https://www.vietravel.com/vn/am-thuc-kham-pha/san-may-dinh-chu-dang-ya-mua-thu-v17906.aspx
Komentar (0)