Berbicara pada sidang ke-79 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA), Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menegaskan kembali komitmen Beijing terhadap perdamaian sebagai cara untuk menyelesaikan konflik dan krisis global, dan menyerukan kepada masyarakat internasional untuk bersama-sama mengejar perdamaian.
Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi berpidato di sidang ke-79 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 28 September. (Sumber: Reuters) |
Bapak Wang Yi memaparkan secara rinci sikap Tiongkok terhadap isu-isu hangat regional dan internasional.
Ia menekankan bahwa tanpa perdamaian, pembangunan tidak akan berkelanjutan; tanpa perdamaian, kerja sama tidak dapat terwujud. Demi perdamaian, ia mengajak masyarakat internasional untuk memanfaatkan setiap kesempatan guna mencapai resolusi konflik.
Terkait krisis di Ukraina, Bapak Wang Yi mengatakan sulit untuk mengakhiri krisis ini. Ia mengatakan prioritas utama adalah berkomitmen untuk "tidak memperluas medan perang, tidak meningkatkan eskalasi perang, dan tidak mengambil tindakan provokatif oleh pihak mana pun" serta mendorong de-eskalasi situasi sesegera mungkin.
Menyebut isu Palestina sebagai "luka terbesar dalam hati nurani manusia", Wang Yi menyatakan keprihatinannya terhadap kekerasan yang terus terjadi di Gaza, yang mengakibatkan semakin banyaknya korban sipil, dan memperingatkan bahwa pertempuran telah menyebar ke Lebanon.
Di Semenanjung Korea, diplomat tertinggi Tiongkok mengatakan kawasan itu tidak boleh mengalami perang lagi, menekankan pentingnya mencari solusi melalui dialog dan konsultasi, serta melakukan transisi dari gencatan senjata ke mekanisme perdamaian.
Wang Yi mengatakan Tiongkok sangat menyadari bahwa Asia membutuhkan stabilitas dan pembangunan, dan menentang perpecahan dan konflik.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/diem-danh-mot-loat-thach-thuc-nong-hoi-trung-quoc-de-xuat-giai-phap-ha-nhet-xung-dot-va-khung-hoang-toan-cau-288134.html
Komentar (0)