Bertemu dengan investor merupakan kesempatan yang berharga, namun tidak semua start-up mampu memanfaatkan kesempatan ini untuk memberikan kesan yang baik, malah sebaliknya, mereka "kehilangan poin" di mata investor.
“Bendera merah” yang membuat startup kehilangan poin di mata investor
Bertemu dengan investor merupakan kesempatan yang berharga, namun tidak semua start-up mampu memanfaatkan kesempatan ini untuk memberikan kesan yang baik, malah sebaliknya, mereka "kehilangan poin" di mata investor.
Ada banyak "tanda bahaya" yang membuat investor langsung menolak sebuah startup, tanpa pertimbangan matang. Tanda-tanda ini terkadang tidak berasal dari rencana bisnis, melainkan dari cara pendirinya mempresentasikannya, visinya, dan bagaimana ia mengatur timnya.
Salah satu alasan paling umum adalah kurangnya persiapan yang matang dan terlalu percaya diri terhadap target pasar. Saat bertemu investor, beberapa pendiri seringkali menegaskan bahwa startup mereka sedang mengeksploitasi pasar baru, tanpa pesaing. Namun kenyataannya, pesaing ada di mana-mana, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jika tidak ada pesaing, kemungkinan pasar yang dibidik startup terlalu kecil, kurang menarik bagi yang lain, atau startup tersebut belum meluangkan cukup waktu untuk belajar, sehingga tidak tahu siapa pesaingnya. Apa pun alasannya, kurangnya persiapan yang matang dari startup tersebut telah menyebabkan investor "berbalik arah" dan tidak ingin melanjutkan diskusi.
Tanda negatif lainnya datang dari aspek produk dan layanan. Jika perusahaan rintisan tidak dapat menunjukkan kekuatan atau keunggulan kompetitif produknya dibandingkan perusahaan lain di bidang yang sama, investor tidak akan melihat nilai istimewa dari proyek tersebut.
Sebaliknya, perusahaan rintisan terus-menerus menekankan bahwa produk mereka lebih baik daripada pesaing karena memiliki lebih banyak fungsi. Hal ini dianggap sebagai keuntungan, tetapi sebenarnya merupakan kerugian. Karena semua investor memahami hal ini, jumlah fungsi bukanlah hal yang penting, yang penting adalah fungsinya harus sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Banyak produk memiliki 10 fungsi, tetapi hanya 1 yang bermanfaat, sehingga akan jauh lebih rendah daripada produk dengan hanya 3 fungsi, dan semua fungsi ini disukai oleh pelanggan. Cara paling efektif bagi para pendiri adalah dengan menunjukkan bagaimana pelanggan merespons setiap fungsi produk, dan seberapa sering produk tersebut digunakan.
Selain dua hal di atas, struktur perusahaan rintisan juga menjadi faktor penentu apakah investor memiliki kesan yang baik terhadap perusahaan rintisan tersebut atau tidak. Tim pendiri dengan distribusi keterampilan dan pengalaman yang jelas, ditambah dengan saling melengkapi dan saling mendukung antar anggota, akan selalu sangat dihargai oleh investor.
Sementara itu, meskipun startup memiliki produk yang bagus, tetapi timnya kacau dan tidak stabil, investor tetap akan menolaknya. Misalnya, tim inti startup terdiri dari 5 co-founder, tetapi tidak ada yang memegang peran CEO resmi. Ketika investor bertanya "Siapa CEO-nya?", tidak ada yang berani bertanggung jawab, hanya satu orang yang mengatakan bahwa ia sementara memegang posisi CEO, dan akan memindahkannya jika startup menemukan orang lain yang cocok. Ini merupakan poin minus yang besar, karena investor mungkin memutuskan untuk memberikan modal kepada pihak yang lebih mampu, alih-alih memberikan uang kepada startup untuk mencari orang lain sebagai CEO.
Tanda lain yang membuat investor menolak startup adalah kurangnya transparansi dan ketidakjujuran selama proses pertukaran. Jika pendiri tidak dapat memberikan angka keuangan yang akurat, atau menghindari menjawab pertanyaan penting tentang startup seperti jumlah pelanggan, tingkat pertumbuhan pendapatan, laba, biaya untuk mendapatkan pelanggan baru, dll., investor akan merasa khawatir tentang keandalan proyek. Ketika mereka tidak dapat menemukan kejujuran dan transparansi dalam startup, investor siap untuk menarik diri sejak pertemuan pertama.
Oleh karena itu, untuk menghindari "tanda bahaya" di atas, para pendiri perlu cermat dan teliti, mulai dari riset pasar, tim pendiri, produk, hingga angka-angka keuangan. Hanya dengan melakukan hal ini, startup dapat meningkatkan peluang mereka untuk menerima modal investasi di era "kesulitan orang bijak".
[iklan_2]
Sumber: https://baodautu.vn/dau-hieu-do-khien-start-up-mat-diem-trong-mat-nha-dau-tu-d231628.html
Komentar (0)