Pengakuan Bahasa Isyarat Afrika Selatan merupakan langkah penting menuju terwujudnya hak-hak penyandang tuna rungu. (Sumber: devdiscourse) |
Bongumusa Manana, 19 tahun, yang bersekolah di Sekolah Tuna Rungu Sizwile di Dobsonville, Soweto, menggambarkan pengakuan resmi pemerintah Afrika Selatan terhadap bahasa isyarat sebagai terobosan besar yang memungkinkannya mewujudkan mimpinya untuk kuliah.
Pada bulan Juli, Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, menandatangani undang-undang yang mengakui bahasa isyarat sebagai bahasa resmi ke-12 negara tersebut, bergabung dengan bahasa Inggris, isiZulu, Afrikaans, dan bahasa lainnya. Langkah ini bertujuan untuk melindungi hak-hak penyandang tuna rungu dan mendorong inklusi.
Pemimpin tersebut menekankan bahwa Bahasa Isyarat Afrika Selatan adalah “bahasa asli yang merupakan elemen penting dari warisan budaya dan bahasa Afrika Selatan”, dengan struktur tata bahasa dan kosakatanya sendiri yang unik dan independen dari bahasa lain.
Manana berbagi dalam bahasa isyarat bahwa, di masa lalu, orang-orang tuna rungu menghadapi tantangan komunikasi ketika pergi ke kantor polisi atau naik taksi dan juga memiliki akses terbatas terhadap layanan sosial.
Saat ini, Afrika Selatan hanya memiliki sekitar 40 sekolah tuna rungu dan satu lembaga pendidikan tinggi yang dapat diakses oleh tuna rungu, yang berarti pemerintah perlu berbuat lebih banyak untuk membuat pendidikan tinggi dapat diakses oleh para tuna rungu.
Aktivis bahasa isyarat Andiswa Gebashe mengatakan bahasa isyarat "indah dan kaya" tetapi perlu lebih dipopulerkan agar lebih banyak orang mengetahuinya dan dapat mengembangkannya dengan lebih baik.
Menurut situs penelitian demografi World Atlas, hanya 41 negara di dunia yang mengakui bahasa isyarat sebagai bahasa resmi, termasuk 4 negara Afrika: Kenya, Afrika Selatan, Uganda, dan Zimbabwe.
Satu-satunya anggota parlemen tuna rungu di parlemen Afrika Selatan, Wilma Newhoudt-Druchen, mengatakan pengakuan negara terhadap bahasa isyarat merupakan perjalanan panjang dan para siswa tuna rungu berharap agar hambatan tersebut dapat dihilangkan.
Kini bahasa isyarat telah menjadi bahasa resmi, Manana “tahu bahwa saya bisa kuliah dan mewujudkan mimpi saya” dan lebih jauh lagi, ia “bisa meraih apa pun”.
Diperkirakan lebih dari 600.000 orang menggunakan Bahasa Isyarat Afrika Selatan.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)