Menurut para ahli Singapura, kunjungan Ketua Majelis Nasional Tran Thanh Man ke Singapura sangat tepat waktunya, tepat sebelum Vietnam bersiap untuk reformasi besar-besaran di waktu mendatang.
Kunjungan Ketua Majelis Nasional Tran Thanh Man ke Singapura pada tanggal 1-3 Desember berlangsung pada waktu yang tepat dan sangat berarti.
Associate Professor Vu Minh Khuong - Dosen di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew, mengomentari kunjungan Ketua Majelis Nasional Tran Thanh Man dalam wawancara dengan reporter VNA di Singapura tentang pentingnya kunjungan tersebut serta prospek kerja sama antara parlemen kedua negara khususnya dan hubungan Vietnam-Singapura secara umum.
Menurut Associate Professor Vu Minh Khuong, potensi kerja sama antara parlemen Vietnam dan Singapura khususnya dan hubungan antara kedua negara secara umum sangat istimewa karena tiga alasan.
Pertama , kedua negara memiliki kesamaan yang tinggi dalam sistem politik sehingga mereka dapat menerapkan strategi kerja sama jangka panjang.
Kedua, potensi sinergi antara kedua negara sangat besar. Singapura adalah contoh sukses yang mampu bergerak cepat dari negara dunia ketiga (yaitu negara miskin dan berkembang) ke negara dunia pertama (yaitu negara ekonomi maju) dalam waktu yang sangat singkat, sementara Vietnam kini memiliki potensi dan momentum yang besar, dan dapat beranjak ke negara dunia pertama dalam dua dekade mendatang.
Oleh karena itu, peningkatan kerja sama kedua negara akan mempercepat kemajuan Vietnam di era baru, menjadi negara maju.
Pada saat yang sama, Singapura juga mendapat manfaat besar dari pembangunan Vietnam untuk mengonsolidasikan posisi terdepannya di Asia dan dunia.
Poin ketiga sangat penting: Kepercayaan strategis antara kedua negara semakin tinggi, dan kemungkinan kedua negara meningkatkan hubungan mereka menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif akan membuka program kerja sama yang sangat besar bagi kedua negara.
Berdasarkan pengalaman Associate Professor Vu Minh Khuong, hubungan kerja sama di tingkat lokal berubah sangat nyata dan kuat, dan memberikan respons sangat kuat ketika kebijakan disetujui di tingkat pusat.
Misalnya, Universitas NUS, yang bekerja sama dengan Becamex di Vietnam, memiliki kontrak yang sangat mendasar, mulai dari pelatihan medis, pelatihan sumber daya manusia hingga pengembangan industri semikonduktor dan kawasan industri generasi baru.
Profesor Madya Vu Minh Khuong sangat menghargai pentingnya kunjungan Ketua Majelis Nasional Tran Thanh Man ke Singapura.
Menurutnya, ini merupakan saluran praktis bagi kedua belah pihak untuk bertukar pengalaman dalam membangun sistem hukum dan kebijakan ke arah yang lebih ilmiah, ringkas, sederhana, dan mudah dipahami.
Lektor Kepala tersebut menekankan, reformasi aparatur Vietnam ke depan harus dimulai dari persoalan hukum.
Kunjungan Presiden Tran Thanh Man ini jelas akan memberikan banyak sekali pengalaman hukum sebagai pondasi untuk membangun sebuah otoritas publik yang elite, membantu membangun dan memajukan pengembangan sumber daya manusia, termasuk para pejabat tinggi dan generasi muda, yakni bagaimana menjadikan mereka sebagai generasi elite yang memimpin perubahan zaman.
Selain itu, hukum kelembagaan akan membantu meningkatkan perekonomian, terutama ketika Singapura sangat membutuhkan Vietnam dalam dua bidang: energi hijau dan pangan, sementara Vietnam sangat membutuhkan Singapura untuk peluang yang komprehensif, terutama menarik investasi asing dan mempelajari banyak aspek yang berbeda.
Oleh karena itu, kunjungan Ketua Majelis Nasional Tran Thanh Man ke Singapura sangat tepat waktunya, tepat sebelum Vietnam bersiap untuk reformasi yang kuat di waktu mendatang.
Mengomentari potensi kerja sama investasi antara Vietnam dan Singapura, Associate Professor Vu Minh Khuong menekankan bahwa jika Vietnam dan Singapura terhubung, keduanya akan menjadi entitas ekonomi yang cukup bersatu dalam menarik investasi internasional, terutama dalam industri teknologi tinggi seperti energi baru, semikonduktor, dan biologi.
Vietnam memiliki potensi untuk bergerak sangat cepat dalam memodernisasi ekonominya. Dalam konteks tersebut, teknologi digital juga sangat penting.
Misalnya, kawasan industri tradisional di Kota Ho Chi Minh dan Hanoi dapat diubah menjadi pusat data atau kawasan teknologi tinggi, sementara Singapura memiliki banyak pengalaman dalam mengalihkan struktur lahan, sumber daya, dan keuangan dari sektor rendah ke sektor tinggi.
Profesor Madya tersebut mengatakan bahwa ketika Vietnam dan Singapura membahas masalah ini secara menyeluruh, hal itu akan membuka jalan bagi Vietnam untuk membuat kemajuan pesat dalam waktu dekat.
Peran diplomasi parlemen sangat penting karena semua operasi dan reformasi di Singapura maupun di Vietnam harus dimulai dari sistem hukum.
[iklan_2]
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/chuyen-tham-singapore-cua-chu-tich-quoc-hoi-tran-thanh-man-la-dung-thoi-diem-post998587.vnp
Komentar (0)