Seekor anjing yang terjebak di bawah reruntuhan selama hampir dua hari dalam cuaca -16C telah berhasil diselamatkan, setelah gempa bumi berkekuatan 6,2 skala Richter menghancurkan provinsi Qinghai.
Media pemerintah Tiongkok pada tanggal 24 Desember mengunggah video tim penyelamat di Kabupaten Danhe, Provinsi Qinghai yang berhasil menyelamatkan seekor anjing golden retriever dari bawah reruntuhan akibat gempa bumi.
Dalam video, anjing golden retriever itu terlihat terjebak ketika sebuah rumah runtuh akibat gempa berkekuatan 6,2 skala Richter pada tanggal 18 Desember. Tim penyelamat menemukannya hampir dua hari kemudian, dengan keempat kakinya terjebak di lumpur tebal dalam cuaca -16C.
Karena anjing itu tidak dapat berdiri sendiri, tim penyelamat harus menggali lumpur dalam-dalam untuk menariknya keluar. Saat diselamatkan, anjing itu tampak kelelahan dan tidak dapat berdiri. Tim penyelamat membawanya ke pusat evakuasi Kim Dien dan mempertemukannya kembali dengan pemiliknya.
Tim penyelamat Tiongkok menyelamatkan seekor anjing yang terjebak dalam gempa bumi di Provinsi Qinghai pada 20 Desember. Video: Berita Tiongkok
"Gempa bumi terjadi sangat cepat, tanah amblas, menyebabkan saya dan anjing saya terpisah. Anjing saya berumur tiga setengah tahun. Ketika tim penyelamat menemukannya, seluruh tubuhnya terkubur lumpur, hanya kepalanya yang mencuat. Saya pikir saya tidak akan pernah melihatnya lagi," kata pemiliknya akhir pekan lalu.
"Sekarang dia sudah bisa makan dan berlarian lagi," kata orang itu. "Saya sungguh berterima kasih kepada tim penyelamat. Setelah menemukan anjing saya, saya merasa hidup kembali memiliki harapan."
Gempa bumi melanda Jishishan pada tengah malam tanggal 18 Desember, sebuah wilayah di Provinsi Gansu yang berbatasan dengan Provinsi Qinghai, menewaskan sedikitnya 148 orang dan melukai ratusan lainnya. Pemerintah Tiongkok dengan cepat membangun puluhan titik evakuasi dengan lebih dari 7.500 rumah untuk dijadikan tempat tinggal sementara bagi warga selama operasi pencarian dan penyelamatan terus berlanjut.
Hong Hanh (Menurut China News)
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)