Dari malam tanggal 7 September hingga dini hari tanggal 8 September, dunia menyaksikan gerhana bulan total, yang umumnya dikenal sebagai bulan darah.
Gerhana bulan ini terjadi sekitar 2-6 hari sebelum Bulan mencapai perigee (titik terdekat dalam orbitnya dengan Bumi), sehingga Bulan tampak lebih besar dan lebih terang dari biasanya. Oleh karena itu, gerhana ini juga disebut super blood moon, yang menandai kombinasi astronomi yang langka.
Menurut Masyarakat Astronomi Hanoi (HAS), keseluruhan gerhana bulan akan berlangsung sekitar 5 jam 27 menit, di mana fase totalnya (ketika Bulan sepenuhnya terbenam dalam bayangan Bumi) akan berlangsung selama 82 menit.

Banyak warga Vietnam begadang semalaman untuk menyaksikan fenomena astronomi langka ini. Di kawasan perkotaan Smart City (Hanoi), banyak kelompok anak muda berkumpul sejak sekitar pukul 21.00 untuk menyaksikan gerhana bulan total bersama-sama (Foto: Hai Long).


Dengan teleskop, citra bulan yang "dilahap" seiring waktu dapat diamati dengan jelas. Orang-orang mengungkapkan kegembiraan mereka saat menyaksikan fenomena langka ini dengan mata kepala mereka sendiri (Foto: Hai Long).

Tak hanya anak muda, astronomi juga memiliki daya tarik tersendiri bagi lansia. Foto-foto orang yang menggunakan teleskop untuk mengamati gerhana bulan total terekam di Jalan Hang Bai (Foto: Manh Quan).


Berdasarkan pantauan reporter Dan Tri , fenomena gerhana bulan mulai terjadi sekitar pukul 23.00. Bahkan dengan mata telanjang, kita dapat dengan mudah menyaksikan bulan yang perlahan memudar (Foto: Hai Long).

Gambar ini menangkap fase-fase gerhana bulan dari pukul 11 malam hingga sekitar pukul 1 pagi keesokan harinya (Foto: Manh Quan).

Mulai pukul 1 dini hari tanggal 8 September, fenomena bulan darah dapat diamati. Pada saat ini, Bulan akan berwarna oranye-merah terang, menonjol di langit malam (Foto: Manh Quan).


Konsep "bulan darah" berasal dari perubahan warna Bulan saat gerhana bulan total. Saat Bulan memasuki bayangan Bumi (umbra), sinar matahari langsung tidak dapat mencapai permukaan Bulan (Foto: Hai Long).
Namun, sebagian cahaya masih menembus atmosfer Bumi dalam fenomena ilmiah yang dikenal sebagai "hamburan Rayleigh". Hamburan inilah yang membuat langit siang hari berwarna biru dan matahari terbenam berwarna merah.
"Ini pertama kalinya saya menyaksikan fenomena astronomi yang menakjubkan ini. Citra bulan yang berwarna merah sungguh luar biasa. Selain itu, menunggu berjam-jam bersama orang-orang yang memiliki minat yang sama untuk menyaksikan gerhana bulan secara keseluruhan juga merupakan pengalaman yang berharga," ujar Bapak Long (Hanoi).

Seiring waktu, selain keindahan visualnya, bulan darah telah lama dikaitkan dengan berbagai lapisan makna dalam budaya dan sains. Dalam cerita rakyat Barat, bulan darah terkadang dianggap sebagai tanda perubahan, dan bahkan dikaitkan dengan legenda misteri (Foto: HAS).
Dalam mitologi Tiongkok, legenda mengatakan bahwa seekor naga raksasa menelan Bulan, menyebabkan cahayanya menghilang, dan hanya ketika orang-orang melakukan ritual, Bulan dikembalikan.
Di Asia Timur, banyak masyarakat menganggap gerhana bulan sebagai simbol reinkarnasi, pengingat sifat siklus alam.
Saat ini, para ilmuwan memanfaatkan bulan darah sebagai "laboratorium alami". Saat sinar matahari melewati atmosfer Bumi sebelum mencapai Bulan, karakteristik debu, uap air, dan tingkat polusi dapat secara langsung memengaruhi rona merah Bulan.
Hasilnya, pengamatan gerhana menyediakan data untuk studi atmosfer Bumi dan perubahan iklim. Profesor Noah Petro, seorang ilmuwan bulan di NASA, pernah menekankan: "Setiap gerhana bulan adalah kesempatan untuk melihat Bumi itu sendiri melalui lensa Bulan."
Sumber: https://dantri.com.vn/khoa-hoc/can-canh-sieu-trang-mau-khien-nhieu-nguoi-viet-trang-dem-theo-doi-20250908080351494.htm
Komentar (0)