Apple terpaksa mengganti port USB-C untuk mengatasi ketipisan iPhone Air. Foto: Apple . |
Apple baru-baru ini meluncurkan iPhone Air dengan desain yang sangat tipis, menimbulkan rasa ingin tahu tentang kemungkinan melengkapinya dengan port USB-C.
Apple mengungkapkan bahwa untuk mengatasi masalah teknis ini, perusahaan menggunakan proses manufaktur yang inovatif: port USB-C dicetak 3D dengan material titanium. Hal ini dianggap sebagai tonggak sejarah dalam industri rekayasa, membantu perangkat menjadi tipis sekaligus memastikan daya tahan dan fitur-fiturnya.
Dengan demikian, port USB-C cetak 3D baru yang terbuat dari titanium tidak hanya lebih tipis, lebih tahan lama tetapi juga lebih hemat bahan daripada metode penempaan tradisional.
![]() |
Lokasi persis port USB-C pada iPhone Air. Foto: Apple. |
Proses ini menggunakan teknologi cetak 3D logam untuk membuat komponen lapis demi lapis dari bubuk titanium berdasarkan model CAD yang presisi. Berkat teknologi ini, Apple telah mengatasi batasan fisik untuk menciptakan iPhone tertipis.
Penggunaan port USB-C titanium cetak 3D menawarkan tiga manfaat utama: desain tipis, konstruksi tahan lama, dan penghematan material. Hal ini juga sejalan dengan komitmen Apple terhadap keberlanjutan.
Inovasi ini dibangun berdasarkan pengalaman iPad Pro M4 13 inci, produk tertipis Apple hingga saat ini. Kabel pengisi daya USB-C konvensional bahkan lebih tebal daripada perangkat ini, menunjukkan bahwa port tersebut merupakan hambatan utama untuk mencapai desain yang lebih tipis.
Meskipun iPhone Air (5,6 mm) masih lebih tebal dari iPad Pro M4 (5,1 mm), Apple membutuhkan solusi canggih yang tidak akan mengorbankan fungsionalitas pengisian daya dan transfer data dasar.
![]() |
Port USB-C pada iPad Pro 13 inci, perangkat tertipis Apple saat ini. Foto: PhoneRepairGuru. |
Kombinasi bahan titanium dan teknologi pencetakan 3D tidak hanya membuat port pengisian daya lebih tipis tetapi juga meningkatkan daya tahan, menjawab kekhawatiran tentang ketahanan terhadap pembengkokan pada perangkat yang sangat tipis.
Perlu diketahui, teknik manufaktur canggih ini saat ini hanya diterapkan pada iPhone Air. Model iPhone 17, iPhone 17 Pro, dan iPhone 17 Pro Max masih menggunakan port USB-C tradisional.
Namun, pencetakan 3D titanium tidak terbatas pada iPhone Air. Apple juga telah menggunakan teknik yang sama untuk casing Apple Watch Ultra 3 dan Apple Watch Series 11 kelas atas, yang menggunakan bahan baku sekitar 50 persen lebih sedikit dibandingkan generasi sebelumnya dengan tetap mempertahankan kekuatan struktural.
Dari segi performa, meskipun struktur fisiknya mengalami terobosan, port USB-C iPhone Air masih mempertahankan kecepatan transfer data USB 2.0 (480 Mbps), yang setara dengan model iPhone standar. Hal ini menunjukkan bahwa Apple telah berfokus pada revolusi struktur fisik port, sementara kemampuan transfer datanya tetap konsisten dengan spesifikasi terkini.
Kelahiran iPhone Air merupakan contoh nyata Apple yang senantiasa mendorong batasan material dan rekayasa manufaktur, serta mengejar tujuan desain yang ambisius.
Sumber: https://znews.vn/cach-apple-tai-dinh-nghia-cong-usb-c-post1584718.html
Komentar (0)