Menurut Wall Street Journal pada 22 Juli , beberapa pesawat Boeing terbengkalai di luar pabrik dan bahkan di tempat parkir karyawan karena kekurangan interior atau mesin. Sementara itu, beberapa pesawat lainnya telah selesai dan menunggu pengiriman ke Tiongkok.
Penundaan komponen ini disebabkan oleh kekurangan rantai pasokan yang telah berlangsung sejak pandemi Covid-19, di mana pemasok kursi tidak mampu memenuhi kebutuhan Boeing, terutama untuk barang-barang kelas atas. Perusahaan juga kesulitan mendapatkan komponen pengatur suhu untuk pesawatnya.
Pesawat uji Boeing 777X lepas landas di Everett, Washington (AS) pada 26 Juni 2024.
Dengan 200 pesawat yang di-grounded, Boeing merugi sekitar $1 miliar per bulan dan menghadapi berbagai tantangan logistik. Memindahkan jet yang belum selesai merupakan hal yang sulit, terutama yang tanpa mesin.
Situasi sulit ini muncul ketika produsen pesawat tersebut menghadapi berbagai investigasi dan pengawasan ketat dari Badan Penerbangan Federal AS (FAA) menyusul kegagalan tombol pintu pada pesawat Boeing 737 Max 9 pada 5 Januari. Selain itu, Boeing juga terpaksa memperlambat produksi untuk fokus pada kualitas produk.
Karyawan Boeing mengatakan mereka sedang berupaya menciptakan lebih banyak ruang bagi pesawat sekaligus menyelesaikannya. Perusahaan juga mencatat bahwa penyimpanan pesawat tidak akan memengaruhi laju produksi.
Tn. Ron Epstein, analis kedirgantaraan di Bank of America (AS), menilai bahwa prospek Boeing untuk pengiriman pesawat dan pembersihan gudang masih terbuka.
Dalam perkembangan terkait, CEO Boeing Stephanie Pope mengatakan pada 21 Juli bahwa mereka sedang meningkatkan proses manufaktur dan perakitan pesawat 737 MAX di pabrik Seattle (AS) secara signifikan. Menurut Pope, ini merupakan perubahan besar bagi Boeing dengan harapan dapat mencapai produksi 38 pesawat 737 MAX per bulan pada akhir tahun ini.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/boeing-trung-dung-ca-nha-xe-nhan-vien-de-chua-may-bay-dap-chieu-18524072220450123.htm
Komentar (0)