RUU tersebut diajukan ke Majelis Nasional , badan legislatif Korea Selatan, pukul 14.40 waktu setempat. Enam partai, termasuk oposisi utama Partai Demokrat, memutuskan untuk bersama-sama mengusulkan pemakzulan Presiden Yoon Suk-yeol menyusul reaksi keras atas dekrit darurat militer tersebut.
Menurut Yonhap , RUU tersebut dijadwalkan akan dipertimbangkan pada sesi pleno Majelis Nasional Korea Selatan pada tanggal 5 November dan diperkirakan akan dilakukan pemungutan suara pada tanggal 6 November atau 7 November.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol. (Foto: Reuters)
Sebelumnya, para pembantu senior Presiden Yoon Suk-yeol, termasuk Kepala Staf Chung Jin-suk, Penasihat Keamanan Nasional Shin Won-sik, Kepala Staf Kebijakan Sung Tae-yoon, dan tujuh pembantu senior lainnya, mengajukan pengunduran diri mereka.
Pengunduran diri tersebut terjadi setelah Presiden Yoon Suk-yeol mengumumkan bahwa kabinetnya telah setuju untuk mencabut darurat militer yang diberlakukan tadi malam. Alasan keputusan tersebut tidak diungkapkan.
Pada malam tanggal 3 Desember, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengejutkan semua orang dengan mengumumkan darurat militer dengan alasan bahwa Partai Demokrat oposisi, yang mengendalikan Majelis Nasional, terlibat dalam tindakan "anti-negara" .
Majelis Nasional Korea Selatan mengadakan rapat darurat pada 4 Desember dini hari dengan partisipasi 190 anggota parlemen dan memutuskan untuk mengesahkan resolusi yang meminta Presiden Yoon Suk-yeol mencabut darurat militer. Ketua Majelis Nasional dan pemimpin oposisi mengatakan mereka harus memanjat tembok untuk masuk ke dalam gedung.
Presiden Korea Selatan kemudian setuju untuk mencabut darurat militer.
Menurut Tn. Han Dong-hoon, pemimpin Partai Kekuatan Rakyat, keputusan untuk mengumumkan darurat militer oleh Presiden Korea Selatan merupakan sebuah "tragedi".
Beberapa anggota parlemen telah meminta pemimpin Korea Selatan untuk menjelaskan secara rinci keputusannya untuk mengumumkan darurat militer, yang mereka katakan "inkonstitusional," dan menyerukan pengunduran dirinya.
Lebih dari 40 anggota parlemen dari partai oposisi telah menyerukan pemakzulan segera terhadap Yoon Suk-yeol atas tuduhan "mendalangi salah urus urusan negara yang berkhianat." Partai Demokrat yang beroposisi telah menyatakan akan memulai proses pemakzulan jika presiden Korea Selatan tidak mengundurkan diri.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/6-dang-doi-lap-han-quoc-trinh-du-luat-luan-toi-tong-thong-ar911349.html
Komentar (0)