Serangan DDoS menggunakan botnet sikat gigi pintar telah melumpuhkan operasional sebuah perusahaan Swiss, menyebabkan kerugian jutaan dolar. Publikasi tersebut tidak memberikan banyak detail, tetapi bahasa Java, yang cukup populer di segmen perangkat Internet of Things (IoT), digunakan untuk menyerang sikat gigi pintar tersebut. Setelah infeksi, para penyerang melancarkan serangan.
Sikat gigi pintar sedang populer saat ini.
Sikat gigi pintar dengan firmware yang dimodifikasi menjadi sasaran serangan, membanjiri situs web perusahaan Swiss tersebut dengan lalu lintas palsu, menonaktifkan layanan, dan menyebabkan pemadaman besar-besaran.
Insiden ini menyoroti lanskap ancaman yang semakin luas seiring dengan semakin meluasnya penggunaan perangkat IoT. Sikat gigi pintar, yang telah ada selama satu dekade dan tampak tidak berbahaya serta berada di luar ekosistem digital, kini menjadi titik masuk potensial bagi penjahat siber. Hal ini dapat berdampak signifikan terhadap privasi dan keamanan pengguna, serta infrastruktur dan stabilitas ekonomi nasional.
Para ahli memperingatkan bahwa banyak perangkat IoT pada dasarnya tidak aman karena dua alasan utama: kurangnya perhatian terhadap keamanannya dan kurangnya antarmuka yang dapat meningkatkan langkah-langkah keamanan. Misalnya, sikat gigi pintar tidak memiliki pengaturan keamanan, dan pengguna tidak dapat memasang perangkat lunak antivirus di lemari es.
Dalam beberapa kasus, standar keamanan digital dasar akan membantu melindungi pengguna. Misalnya, sebaiknya jangan mengisi daya perangkat IoT melalui port USB publik karena dapat digunakan untuk peretasan. Demikian pula, berhati-hatilah terhadap jaringan Wi-Fi publik. Kecuali benar-benar diperlukan, pengguna dapat hidup tanpa perangkat yang terhubung internet. Jika Smart TV yang membutuhkan konektivitas yang sama dengan ponsel pintar diperlukan, maka mesin cuci, setrika, atau sikat gigi yang terhubung internet mungkin berlebihan.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)